Pengembangan kambing Saburai di Provinsi Lampung tersebar pada beberapa Kabupaten yaitu : Kabupaten Tanggamus, Pringsewu, dan Pesawaran. Sesuai dengan sebutan Tanggamus sebagai bumi Boerawa (cikal bakal Saburai), maka pengembangan dan populasi kambing Saburai terbesar adalah di Kabupaten Tanggamus. Oleh karena itulah Pemerintah Kabupaten Tanggamus melalui Dinas Peternakan dan kesehatan Hewan telah dan sedang melakukan langkah strategis dengan membangun kawasan khusus pelestarian dan pengembangan kambing Saburai yang dilaksanakan di kecamatan Gisting, Sumber Rejo dan Kota Agung.
Komoditas ternak kambing Saburai sebagai salah satu komoditas unggulan subsektor peternakan di Provinsi Lampung memiliki prospek besar untuk mendapat prioritas percepatan pengembangan. Apalagi subsektor ini erat kaitannya dengan ekonomi masyarakat.
Untuk pengembangan subsektor peternakan pemerintah daerah akan melanjutkan upaya mengintegrasikan seluruh sistem agribisnis, mulai dari hulu sampai hilir. Subsektor Peternakan akan terus dikembangkan berdasarkan potensi yang berkembang di suatu wilayah. Upaya peningkatan kerjasama kemitraan akan didorong lebih cepat dengan membentuk kelembagaan usaha peternakan, yang ditempuh melalui penumbuhan dan pengembangan kelompok peternak, yang selanjutnya akan mengarah pada penumbuhan koperasi.
Dengan mempertimbangkan potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang dimiliki, pemerintah pusat menetapkan Provinsi Lampung sebagai salah satu “bumi agribisnis”. Selain itu, Provinsi Lampung dikenal pula sebagai salah satu “lumbung ternak nasional”, setidaknya untuk kawasan Barat Indonesia. Sebutan tersebut memang layak diberikan mengingat seluruh potensi sumberdaya (SDM dan SDA) yang dimiliki dan berbagai faktor pendukung lainnya sangat menunjang untuk pengembangan usaha ternak di Provinsi Lampung.
Keberhasilan pengembangan komoditas ternak kambing Saburai memberikan berbagai manfaat yang terkait langsung dengan pembangunan ekonomi, misalnya pengembangan wilayah, penumbuhan kesempatan berusaha, penyerapan tenaga kerja, peningkatan produksi, dll. Keberhasilan pembangunan usaha peternakan kambing rakyat, selain mampu meningkatkan produksi ternak, juga mampu meningkatkan pendapatan petani, dan tumbuhnya unit-unit ekonomi baru (KUD, pasar, dan lain-lain).
Keunggulan Komoditas
Kambing Saburai memiliki beberapa keunggulan yang didapatkan secara genetik dari parentalnya Boer dibanding jenis ternak kambing lain, yaitu:
- Berat lahir lebih besar
- Pertumbuhan lebih cepat dengan pertambahan berat badan lebih tinggi
- Kadar kolestrol lebih rendah
- Nilai jual lebih tinggi
- Lebih adaptif (cepat beradaptasi dengan lingkungan)
- Lebih resisten terhadap penyakit
- Prolifik (beranak banyak)
- Memiliki tekstur daging yang lembut dan flavor yang lebih menarik
Pada Tabel 1 dibawah dapat dilihat keunggulan kambing Saburai dibandingkan dengan jenis kambing lain yang banyak terdapat di propinsi Lampung.
No |
Parameter (Kg) |
Saburai |
PE |
Kacang |
1 |
Berat Lahir |
3,4 - 4,0 |
2,4-2,6 |
2,0-2,5 |
2 |
Berat sapih |
16-18 |
9-11 |
7-8 |
3 |
Pertambahan Bobot Tubuh (kg/hari) |
0,24 |
0,1 |
0,05 |
4 |
Persentase Karkas |
50% |
46,00% |
41,43% |
5 |
Kadar Kolestrol (mg/100) |
24,9 |
52,36 |
74,37 |
6 |
Jumlah anak |
2-4 ekor |
1 ekor |
1-2 ekor |
Permintaan kambing di pasaran meningkat tajam menjelang Hari Raya Idul Adha dan permintaan yang bersifat insidental tetapi selalu ada sepanjang tahun adalah untuk aqiqah anak. Setiap tahun diperkirakan orang muslim yang melakukan ibadah kurban meningkat sekitar 10% sehingga diperlukan 4 sampai 5 juta ekor kambing dan domba per tahun. Berdasarkan tingkat kelahiran bayi sebesar 1,5% dan dari 90% penduduk muslim memerlukan kambing untuk aqiqah kelahiran anak, satu ekor untuk anak perempuan dan dua ekor untuk anak laki-laki, maka diperlukan tambahan kebutuhan ternak sebanyak 4,3 juta ekor/tahun (Anonimus, 2005).
Struktur Populasi Kambing Saburai Lampung
Struktur populasi Kambing Saburai di Provinsi Lampung menurut Pendataan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan tahun 2014 dapat dilihat dalam Tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2. Struktur Populasi Kambing Saburai
No |
Kabupaten |
Bangsa / Jenis |
POPULASI ( EKOR ) |
||||||
Dewasa |
Muda |
Anak |
JML |
||||||
JT |
BT |
JT |
BT |
JT |
BT |
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1 |
Tanggamus |
Saburai |
2.565 |
3.848 |
3.142 |
5.836 |
5.643 |
4.617 |
25.651 |
2 |
Pesawaran |
Saburai |
44 |
148 |
86 |
14 |
49 |
58 |
399 |
3 |
Pringsewu |
Saburai |
11 |
43 |
19 |
13 |
15 |
22 |
123 |
4 |
Instalasi Negeri Sakti |
Saburai |
19 |
43 |
13 |
7 |
6 |
1 |
89 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
JUMLAH |
Saburai |
2.656 |
4.137 |
3.277 |
5.890 |
5.725 |
4.714 |
26.399 |
|
Dewasa > 1 TH |
|||||||||
Muda 6 - 12 Bulan |
|||||||||
Anak < 6 Bulan |
Tabel 3. Potensi Pakan di Kabupaten Tanggamus 2014
Tanaman |
Area Produksi |
Jumlah Produksi (ton) |
Estimasi Bahan Pakan (ton) |
Padi |
41.761 |
232.241 |
301.913,30 |
Jagung |
5.643 |
29.328 |
35.193,60 |
Ubi Kayu |
422 |
7.959 |
5.332,53 |
Ubi Jalar |
332 |
3.192 |
2.074,80 |
Kedelai |
653 |
762 |
571,50 |
Sayuran |
4.085 |
29.606 |
17.763,60 |
Kopi |
40.380 |
24.252 |
7.275,60 |
Kakao |
16.207 |
5.453 |
4.362,40 |
Sarana Dan PraSarana
NO |
JENIS sarana dan prasarana yang telah ada |
|
|
1 |
Pembuatan jalan produksi |
2 |
Bantuan Obat-obatan hewan |
3 |
Pelaksanaan Transfer Embryo |
4 |
Bantuan sarana-prasarana UPT bibit |
5 |
Pembangunan pasar hewan |
6 |
Pembuatan instalasi biogas |
7 |
Sarana penunjang teknis |
8 |
Kartu ternak |
9 |
Papan data kelompok |
10 |
Pakan konsentrat |
11 |
Bibit HPT |
12 |
Obat dan vitamin |
13 |
Straw kambing |
14 |
Sarana handling dan recording |
15 |
Tongkat ukur |
16 |
Timbangan digital |
17 |
Pita ukur |
18 |
Kandang jepit |
19 |
Peneng |
20 |
Tagpen |
21 |
Kambing Pejantan pemacek |
22 |
kambing Induk |
23 |
Pabrik Pakan Ternak Skala Kecil |
24 |
Gudang Pakan |
25 |
perlengkapan IB |
26 |
Container |
27 |
Gun |
28 |
Inseminator |
29 |
Poskeswan |